Buku
THE GOLDEN ROAD : HARI-HARI BAHAGIA
“Aku punya ide untuk kegiatan musim dingin nanti,” kataku setelah kami duduk membentuk setengah lingkaran, seputar perapian yang menyala terang di dapur Paman Alec.
Siang bulan November yang berangin kencang telah meredup menjadi senja yang basah dan muram. Di luar sana angin menjerit-jerit nyaring, memukul-mukul jendela dan sekitar pinggiran atap, ditingkahi hujan yang bermain-main di atas genting. Pohon willow tua di pintu pagar menggeliat-geliat dalam badai, dan kebun buah menjadi tempat musik aneh bernada penuh air mata dan ketakutan yang menghantui lorong-lorong malam. Namun kami tak peduli pada kemuraman dan kesunyian di dunia luar sana, kami cegah mereka masuk dengan cahaya dari perapian dan serta derai tawa ceria.
Sara Stanley, si Gadis Pendongeng, kembali ke Carlisle untuk menghabiskan musim dingin bersama keluarga King. Untuk membantu melewatkan bulan-bulan musim dingin yang membosankan, dia mengusulkan kepada para sepupunya untuk membuat majalah. Beverley menjadi editornya, sedangkan dia, Felicity, Cecily, Dan, dan Felix bertanggung jawab terhadap kolom masing-masing. Majalah itu juga akan memuat berbagai peristiwa menarik di Carlisle. Majalah Kita dengan cepat menjadi sumber hiburan yang menyenangkan bagi mereka, di samping berbagai peristiwa yang terjadi pada musim itu. Namun tak ada yang abadi, Ketika ayah si Gadis Pendongeng datang menjemput, dengan berat hati dia harus meninggalkan sahabat-sahabatnya di Pulau Prince Edward.
26022010623 | F MON g c.1 | SMA BOPKRI SATU Yogyakarta (Fiction class code shelf) | Available |
No other version available